Di era digital saat ini, teknologi seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia kerja. Banyak perusahaan yang mengandalkan berbagai alat dan platform teknologi untuk meningkatkan efisiensi, komunikasi, dan produktivitas. Namun, tahukah Anda bahwa teknologi yang seharusnya mempermudah pekerjaan justru bisa menjadi salah satu penyebab stres bagi para pekerja? Fenomena ini dikenal dengan istilah techno-stress atau stres yang disebabkan oleh penggunaan teknologi.
Teknologi memang memudahkan banyak aspek pekerjaan, tetapi jika tidak dikelola dengan bijak, bisa menambah beban mental pekerja. Mulai dari notifikasi yang terus-menerus, ketergantungan pada perangkat elektronik, hingga tuntutan untuk selalu online, semua ini dapat menyebabkan pekerja merasa terbebani dan cemas. Lantas, bagaimana cara mengatasi stres yang disebabkan oleh teknologi? Berikut ini empat tips yang bisa membantu pekerja mengelola techno-stress dan menjaga keseimbangan hidup.
1. Tentukan Batasan Penggunaan Teknologi
Salah satu penyebab utama stres akibat teknologi adalah ketergantungan yang berlebihan pada perangkat elektronik dan platform komunikasi digital. Pekerja sering merasa terpaksa untuk terus-menerus memeriksa email, pesan instan, atau notifikasi media sosial, bahkan di luar jam kerja. Hal ini menyebabkan mereka merasa “terjebak” dalam dunia digital dan sulit untuk benar-benar beristirahat.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pekerja untuk menetapkan batasan yang jelas tentang kapan mereka akan dan tidak akan menggunakan teknologi. Misalnya, tentukan jam-jam tertentu di mana Anda tidak akan memeriksa email atau membuka aplikasi kerja. Ini akan membantu Anda menciptakan ruang untuk beristirahat dan melepaskan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh beban pekerjaan yang terus-menerus hadir dalam bentuk notifikasi.
Batasan ini juga bisa diterapkan pada penggunaan perangkat pribadi, seperti smartphone, di luar jam kerja. Matikan notifikasi yang tidak penting atau gunakan mode Do Not Disturb agar Anda bisa fokus pada kegiatan lain yang tidak melibatkan teknologi, seperti berolahraga atau menghabiskan waktu bersama keluarga.
2. Manfaatkan Fitur Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi, Bukan Membebani
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Namun, jika penggunaan teknologi tidak disesuaikan dengan kebutuhan, malah bisa menjadi sumber stres. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memanfaatkan fitur-fitur teknologi yang ada untuk membantu mengelola pekerjaan dengan lebih efisien.
Contohnya, gunakan aplikasi manajemen waktu dan tugas seperti Trello, Asana, atau Notion untuk merencanakan pekerjaan dan menghindari multitasking yang berlebihan. Aplikasi-aplikasi ini membantu Anda menyusun prioritas dan mengelola deadline dengan lebih baik, sehingga tidak ada tugas yang terlewat atau menumpuk di akhir hari. Dengan cara ini, Anda bisa lebih fokus pada satu tugas tanpa merasa kewalahan oleh banyaknya pekerjaan yang masuk melalui berbagai saluran teknologi.
Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk mengautomasi pekerjaan rutin yang memakan waktu. Misalnya, menggunakan alat untuk menjadwalkan email atau otomatisasi alur kerja. Hal ini akan mengurangi beban mental karena Anda tidak perlu lagi mengingat dan menyelesaikan tugas-tugas yang bisa dilakukan oleh sistem secara otomatis.
3. Ambil Waktu untuk Beristirahat dan Detoksifikasi Digital
Terus terhubung dengan dunia digital bisa membuat tubuh dan pikiran merasa lelah. Salah satu solusi untuk mengatasi stres teknologi adalah dengan memberikan waktu untuk beristirahat dari perangkat digital—atau yang dikenal dengan istilah digital detox. Ini berarti memberi jeda dari penggunaan gadget dan aplikasi digital selama beberapa jam atau bahkan hari.
Melakukan digital detox secara teratur dapat membantu Anda mengurangi ketergantungan pada perangkat teknologi dan mengurangi perasaan kewalahan akibat notifikasi yang datang tanpa henti. Anda bisa mulai dengan menetapkan waktu tertentu setiap hari untuk tidak menggunakan perangkat digital, seperti saat makan, sebelum tidur, atau di akhir pekan. Gunakan waktu ini untuk melakukan aktivitas yang lebih menenangkan, seperti membaca buku, berjalan-jalan di luar, atau bermeditasi.
Dengan memberikan waktu untuk beristirahat dari dunia digital, Anda bisa kembali bekerja dengan lebih segar dan fokus, serta mencegah dampak negatif dari stres teknologi.
4. Komunikasikan dengan Tim atau Atasan tentang Beban Kerja
Teknologi juga bisa menambah tekanan dalam dunia kerja, terutama ketika perusahaan menerapkan sistem yang memaksa karyawan untuk selalu tersedia, bahkan di luar jam kerja. Misalnya, adanya harapan untuk merespons email atau pesan instan dengan cepat, atau penggunaan platform komunikasi yang terus-menerus memberi notifikasi.
Jika Anda merasa kewalahan dengan ekspektasi ini, penting untuk mengomunikasikan beban kerja Anda dengan atasan atau rekan tim. Jelaskan secara terbuka jika beban pekerjaan sudah terlalu berat atau jika penggunaan teknologi mengganggu keseimbangan hidup Anda. Dengan berbicara secara transparan, Anda bisa mencari solusi bersama, seperti pengaturan jam kerja yang lebih fleksibel, pembagian tugas yang lebih merata, atau penerapan kebijakan “no email” di luar jam kerja.
Selain itu, pastikan untuk mendiskusikan kebutuhan untuk mengurangi gangguan digital selama jam kerja agar Anda bisa lebih fokus. Dengan komunikasi yang baik, Anda dan tim dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mengurangi tekanan yang disebabkan oleh teknologi.